Anda gemar berkelana atau gemar mengunjungi situs-situs bersejarah? Jangan lewatkan tempat yang satu ini: Machu Picchu.
Machu Picchu (Gunung Tua dalam bahasa Quechua atau Kota Inca yang
hilang) terletak 2.350 meter di atas permukaan laut di puncak bukit
kecil di antara pegunungan Andes. Machu Picchu adalah sebuah lokasi
reruntuhan Inca yang terletak di atas lembah Urubamba di Peru, sekitar
70 km barat laut Cusco.
Alkisah sebelum pasukan Spanyol tiba, cacar menyebar di antara
penduduk Inca pada tahun 1527. Lima puluh persen penduduk terbunuh oleh
penyakit ini.
Kegagalan pemerintah dalam mengatasi kemelut ini melahirkan
pemberontakan hingga jatuh ke dalam perang saudara. Pada saat sang
penakluk Inca, Pizzaro, tiba di Cuzco pada tahun 1532, Machu Picchu
sudah dilupakan.
Seperti dilansir laman peru-machu-picchu.com, Machu Picchu ditemukan
kembali pada tahun 1911 oleh Hiram Bingham, seorang profesor dari Yale.
Saat itu Bingham tengah mencari Vilcabamba, benteng terakhir yang belum
ditemukan dari kerajaan Inca. Ketika menemukan Machu Picchu, Bingham
berpikir bahwa ia telah menemukan Vilcabamba.
Dari hasil penelusuran, Machu Picchu tampaknya telah dimanfaatkan oleh Inca sebagai kota upacara rahasia yang bersifat sakral.
Kemungkinan besar Machu Picchu merupakan tempat pelatihan pendeta
atau pengantin bangsawan Inca. Pemeriksaan tulang menunjukkan kesamaan
dengan tulang laki-laki, sehingga Machu Picchu tidak semata-mata sebuah
kuil atau tempat tinggal perempuan.
Salah satu fungsi utama Machu Picchu adalah observatorium astronomi. Batu Intihuatana (berarti ‘Pos Matahari’) terbukti menjadi indikator periode langit yang tepat. Adapun Intihuatana (Saywa atau batu Sukhanka)
dirancang untuk menghalangi matahari. Pada periode ini, suku Inca
mengadakan upacara di batu di mana mereka "terikat matahari” untuk
menghentikan gerakan langit utara.
Machu Picchu terdiri dari sekitar 200 bangunan yang memiliki dinding
polygonal dengan karakteristik periode Inca. Bangunan berbobot 50 ton
(atau lebih) ini dibangun dengan ketelitian sehingga sebilah pisau tipis
pun tak dapat menembus dinding-dindingnya.
Machu Picchu terbagi menjadi tiga area: pertanian, perkotaan, dan
agama dengan struktur yang diatur sedemikian rupa sehingga fungsi
bangunan sesuai dengan bentuk lingkungan.
Suku Inca menanam tanaman seperti kentang dan jagung di Machu Picchu.
Untuk mendapatkan hasil setinggi mungkin, mereka menggunakan metode
terasering maju dan irigasi untuk mengurangi erosi dan meningkatkan area
budidaya.
Terasering dan saluran air pertanian memanfaatkan lereng alam. Daerah
bangunan ditempati oleh kaum petani dan guru, anak-anak, dan imam.
Daerah religius yang paling penting terletak di puncak bukit, dengan
pemandangan lembah Urubamba yang subur.
Satu hal yang unik tentang Machu Picchu adalah arsitektur lanskapnya.
Formasi batu digunakan dalam pembangunan struktur, patung-patung,
waduk, dan kuil-kuil yang menggantung di tebing curam. Bentuk atap
rumah-rumah yang terbuat dari jerami dan pintu dan jendela yang
berbentuk trapesium juga tidak biasa.
Para pejalan kaki, wisatawan, dan penjelajah dapat menyusuri jalan dengan menggunakan Inca Trail.
Pemandangan kuil, ladang, teras, dan kamar mandi seolah membawa Anda ke
dunia lain. Perpaduan bukit dan artefak-artefak ini nampak seperti
surga hijau yang halus dan elegan.
Dengan keunikan ini, Machu Picchu pun ditunjuk sebagai Situs Warisan
dunia UNESCO sejak tahun 1983. Machu Picchu juga dinobatkan sebagai
salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia yang baru.
|